Geliat Pertanian Indonesia dalam Tangan Kaum Muda

By Admin


nusakini.com - Lombok Utara - Kini sektor pertanian Indonesia kembali bergeliat. Setelah sekian puluh tahun dilanda krisis petani, saat ini anak-anak muda dari berbagai latar mulai melirik dan berbondong-bondong memasuki ranah pertanian dan menjadi petani milenial. Bermula dari kegelisahan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman melihat regenerasi di sektor ini terlihat mandeg, lahirnya gagasan untuk mendorong para pemuda untuk menjadikan sektor pertanian sebagai ‘lahan’ profesi yang menjanjikan kesuksesan.

Dalam kegelisahan tersebut, Menteri Amran sangat menyadari bahwa masa depan sektor pertanian Indonesia ada di tangan pemuda. Maka lahirlah Gerakan Pemuda Tani (Gempita) Indonesia. Dalam gerakan pemuda ini Menteri Amran tak tanggung-tanggung memberikan dukungan total.

Menteri Amran melakukan berbagai gerakan inovatif untuk menjadikan pertanian Indonesia tampil ‘cantik’ di mata kaum muda. Hasilnya sangat luar biasa. Dahulu, sektor pertanian diidentikkan dengan kerja ‘kumuh’ dan kampungan, kini sektor pertanian menjadi salah satu jalan menuju kesuksesan dalam karir seseorang.

Hal inilah yang dialami Agus Rahadi, seorang pemuda di Lading-lading Desa Tanjung Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara. Sejak bergabung dengan Gempita di Februari 2017 lalu, pemuda kelahiran 21 September 1981 ini semakin meyakini bila profesi petani merupakan jalan menuju kesuksean. 

Bisa dibayangkan, saat ini Agus sudah mengelola total lahan seluas 12 ha. Bukan itu saja, sebagai Ketua Gempita Lombok Utara, dia saat ini tengah melakukan pembinaan terhadap 72 Kelompok Tani (Poktan) yang teridiri dari 1.500 petani dengan total lahan 1.761 ha. Yang paling menarik adalah dari 1.500 petani yang dibina, sebanyak 65 persen merupakan petani muda milenial.

Sejak bergabung dengan Gempita, Agus mengakui wawasannya kemudian terhampar lebar. Daya inovasi yang dahulu hanya terpendam kemudian meledak dalam berbagai ide dan gagasan.

Hal ini tak mengherankan, karena Gempita memang memiliki berbagai program yang merangsang inovasi seperti pemberdayaan petani muda dengan sistem korporasi melalui KUB-KUB yang mengelola Poktan binaan mulai dari pra panen hingga pasca panen. Gempita juga mengelola bantuan benih dari pemerintah dengan sistem bergulir, dan memulai pembuatan pupuk dan pestisida mikroba yang bekerja sama dengan lembaga penelitian pertanian internasional, JSPS dari Jepang.

Menurut Agus yang juga Korwil Gempita KLU ini, menjadikan pertanian sebagai jalan menuju kesuksesan kini menjadi sebuah kenyataan. “Bertani karena benar”, kata Agus yang memaknainya sebagai prinsip hidup. “Bertanilah karena pekerjaan ini sangat mulia dan bermartabat”, ujarnya ketika ditemui nusakini.com.

Agus berharap, ke depan semakin banyaklah kaum muda yang menyongsong masa depannya yang cerah di sektor pertanian. Dia berharap Gempita KLU manjadi gerakan besar untuk makin merangkul kaum muda yang bisa membawa inovasi dalam dunia pertanian.

“Gempita KLU bisa membuat sebuah perusahaan yang bergerak dalam dunia pertanian. Bisa membuat pabrik pupuk dan pestisida mikroba dengan anak-anak muda di dalamnya”, pungkas Agus. (eg/mk)